Sejumlah aktivis lingkungan melakukan aksi di depan Konsulat Jenderal Australia di Surabaya.
Mereka mendesak Australia menghentikan ekspor limbah plastik ke Indonesia secara permanen.
Latar Belakang Protes
Isu Global Plastik dan Perjanjian Internasional
Aksi ini bertepatan dengan pertemuan Global Plastic Treaty di Jenewa.
Para aktivis menilai ekspor plastik Australia bertentangan dengan semangat perjanjian global tersebut.
Mereka menuntut negara maju bertanggung jawab atas limbah yang dikirim ke negara berkembang.
Data Mengenaskan dari Ecoton
Ecoton melaporkan Australia kirim lebih dari 2,7 miliar kilogram sampah plastik ke Indonesia sejak 2020.
Volume ekspor plastik meningkat 27,9 persen dalam periode 2023-2024, mencapai 22.333 ton.
Sebagian besar sampah plastik ini sulit didaur ulang dan mencemari lingkungan lokal.
Bentuk Aksi dan Simbolisme
Replika Bayi dan Wanita Hamil
Aktivis membawa replika bayi dan wanita hamil saat aksi sebagai simbol penderitaan generasi mendatang.
Plastik dianggap menjadi beban literal yang mencemari janin bahkan sebelum lahir.
Poster dan Spanduk dengan Pesan Kuat
Spanduk bertuliskan “Australia’s plastic waste is poisoning our babies” mendominasi aksi.
Pesan ini menegaskan ancaman limbah plastik terhadap kesehatan generasi mendatang.
Referensi dokumen Laudato Si’ menambah bobot moral seruan aksi.
Dampak Kesehatan dan Lingkungan
Penemuan Mikroplastik dalam Janin
Penelitian Ecoton mengungkap ribuan partikel mikroplastik dalam darah dan plasenta ibu hamil.
Mikroplastik bahkan ditemukan di urine, membuktikan penyebaran luas di dalam tubuh manusia.
Dampaknya berupa potensi gangguan hormonal dan kerusakan DNA janin.
Ancaman Ekosistem Lokal
Limbah plastik yang masuk banyak berakhir di tempat pembuangan ilegal.
Ini merusak ekosistem pesisir Surabaya dan sekitarnya secara signifikan.
Polusi plastik juga mengancam keanekaragaman hayati dan kesehatan masyarakat.
Seruan dan Tuntutan
Tuntutan kepada Pemerintah Australia
Aktivis menuntut Australia segera menghentikan ekspor plastik ke Indonesia.
Mereka juga mendesak dukungan penuh terhadap perjanjian plastik global yang adil dan ambisius.
Dukungan dari Pemerintah dan Masyarakat Lokal
Indonesia aktif mendorong kerja sama multilateral mengatasi polusi plastik.
Aksi ini menjadi pengingat akan pentingnya tanggung jawab lintas negara terhadap lingkungan.
Kesimpulan
Aksi protes di Surabaya menyoroti krisis impor limbah plastik yang membahayakan kesehatan manusia.
Temuan mikroplastik dalam tubuh ibu hamil menandai ancaman serius terhadap generasi baru.